Seru ! Bambu Rafting di Loksado
Bambu rafting di Sungai Amandit, Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, (3/2). TEMPO/Budi Yanto
TEMPO Interaktif
--Jalan-jalan ke Kalimantan Selatan, tak lengkap jika tak mengunjungi
wilayah pedalamannya, terutama ke komunitas Dayak Meratus di Loksado,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Salah satu yang paling populer adalah
permainan bambu rafting di Sungai Amandit.
Sebuah papan luncur yang terbuat dari rakitan 15–20 batang bambu akan menghantar Anda menikmati jeram Sungai Amandit yang berkelas tiga. Kelokan-kelokan tajam, arus sungai yang tak menentu, dan jeram-jeram berpusaran air deras, dipadu dengan pemandangan hijau di bukit-bukit kanan-kiri Sungai Amandit, memberikan sensasi perjalanan yang cukup merangsang adrenalin.
Terdapat dua jalur, yakni jalur populer dengan dengan kesulitan moderat, sepanjang 8 kilometer dari Loksado (pos Wisma Loksado) hingga Desa Tahui, sekitar 2,5 jam perjalanan. Dan rute panjang yang menantang, sekitar 25 kilometer menyusur sungai Amandit, dapat ditempuh 12-16 jam.
Seorang pemandu akan menemani perjalanan yang cukup menegangkan ini. Para pemandu, tak hanya jago mengemudikan papan rafting, tetapi juga sangat mengenal medan, dan sudah tahu di mana titik-titik yang berbahaya, sekaligus cara menghindarinya. Untuk trip populer, biasanya mereka memasang tarif Rp 200–300 ribu sekali jalan.
Sedangkan untuk trip petualangan, tarif tergantung negosiasi Anda dengan para pemandu. Satu papan bambu rafting biasanya bisa dimuati tiga–empat orang, tergantung besar papan dan debit air yang sedang tersedia di sungai. Perjalanan dimulai dari dermaga Wisma Loksado yang sekaligus menawarkan fasilitas akomodasi buat menginap selama di Loksado.
Pesan trip sehari sebelumnya karena rakit-rakit bambu akan dibuat terlebih dulu sehari sebelum berangkat. Medan yang tidak terlalu berat, petualangan ini tidak hanya untuk para pria, tetapi juga cocok bagi perempuan, ibu-ibu, anak-anak.
Loksado berada sekitar 200 kilometer di wilayah pedalaman Kalimantan Selatan, sekitar tujuh jam perjalanan dengan mobil dari Banjarmasin. Berada di kawasan pegunungan Meratus.
Selain wisata Bambu Rafting, Loksado juga menawarkan paket wisata petualangan lintas alam menyusuri kawasan Pegunungan Meratus. Biasanya berupa treking 5 – 10 hari menyusuri hutan Meratus, serta mengunjungi kampung-kampung Dayak yang tersebar di pedalaman.
Di wilayah ini berdiam suku-suku Dayak Meratus yang kebanyakan masih mempertahankan pola hidup tradisional. Beberapa masih tinggal rumah-rumah panjang atau balai (longhouse) yang bisa ditemui di setiap kampung suku, biasanya berfungsi sebagai menjadi pusat kegiatan komunitas sehari-hari dan upacara adat.
Di antaranya rumah adat suku dayak Malaris yang berada tidak jauh dari lokasi dermaga Bambu Rafting. Bisa ditempuh naik ojek (sekitar Rp 20 ribu) dari pos bambu rafting Loksado ke pedalaman untuk mengunjungi rumah-rumah adat Malaris.
Dari kampung Malaris, teruskan dengan ojek hingga ke Air Terjun Haratai yang berada di perbukitan Meratus. Air terjun setinggi sekitar 30 meter dengan pemandangan yang indah di sekitarnya.
Pada masa-masa tertentu di akhir pekan, sering diadakan upacara adat Aruh. Keluarga-keluarga Suku Dayak berkumpul untuk melangsungkan sejumlah upacara dengan pakaian adat, pertunjukan tari-tarian, dan makanan setempat.
Tanyakan pada masyarakat setempat atau guide wisata Anda, apakah sedang ada upacara ini atau tidak ketika Anda berkunjung ke Loksado. Menarik bersosialisasi dan mengenal suku Dayak Meratus yang masih banyak mempertahankan pengetahuan-pengetahuan tradisionalnya.
Dari Loksado, sekitar 100 kilometer, ke arah kota Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, terdapat banyak lokasi wisata pantai. Di antaranya Pantai Angsana, di Kecamatan Pagatan, Kabupaten Tanah Bumbu, yang mempunyai pasir bersih dan ramai dengan kunjungan wisatawan lokal. Pantai ini juga bisa untuk snorkeling dan mancing.
Sebuah papan luncur yang terbuat dari rakitan 15–20 batang bambu akan menghantar Anda menikmati jeram Sungai Amandit yang berkelas tiga. Kelokan-kelokan tajam, arus sungai yang tak menentu, dan jeram-jeram berpusaran air deras, dipadu dengan pemandangan hijau di bukit-bukit kanan-kiri Sungai Amandit, memberikan sensasi perjalanan yang cukup merangsang adrenalin.
Terdapat dua jalur, yakni jalur populer dengan dengan kesulitan moderat, sepanjang 8 kilometer dari Loksado (pos Wisma Loksado) hingga Desa Tahui, sekitar 2,5 jam perjalanan. Dan rute panjang yang menantang, sekitar 25 kilometer menyusur sungai Amandit, dapat ditempuh 12-16 jam.
Seorang pemandu akan menemani perjalanan yang cukup menegangkan ini. Para pemandu, tak hanya jago mengemudikan papan rafting, tetapi juga sangat mengenal medan, dan sudah tahu di mana titik-titik yang berbahaya, sekaligus cara menghindarinya. Untuk trip populer, biasanya mereka memasang tarif Rp 200–300 ribu sekali jalan.
Sedangkan untuk trip petualangan, tarif tergantung negosiasi Anda dengan para pemandu. Satu papan bambu rafting biasanya bisa dimuati tiga–empat orang, tergantung besar papan dan debit air yang sedang tersedia di sungai. Perjalanan dimulai dari dermaga Wisma Loksado yang sekaligus menawarkan fasilitas akomodasi buat menginap selama di Loksado.
Pesan trip sehari sebelumnya karena rakit-rakit bambu akan dibuat terlebih dulu sehari sebelum berangkat. Medan yang tidak terlalu berat, petualangan ini tidak hanya untuk para pria, tetapi juga cocok bagi perempuan, ibu-ibu, anak-anak.
Loksado berada sekitar 200 kilometer di wilayah pedalaman Kalimantan Selatan, sekitar tujuh jam perjalanan dengan mobil dari Banjarmasin. Berada di kawasan pegunungan Meratus.
Selain wisata Bambu Rafting, Loksado juga menawarkan paket wisata petualangan lintas alam menyusuri kawasan Pegunungan Meratus. Biasanya berupa treking 5 – 10 hari menyusuri hutan Meratus, serta mengunjungi kampung-kampung Dayak yang tersebar di pedalaman.
Di wilayah ini berdiam suku-suku Dayak Meratus yang kebanyakan masih mempertahankan pola hidup tradisional. Beberapa masih tinggal rumah-rumah panjang atau balai (longhouse) yang bisa ditemui di setiap kampung suku, biasanya berfungsi sebagai menjadi pusat kegiatan komunitas sehari-hari dan upacara adat.
Di antaranya rumah adat suku dayak Malaris yang berada tidak jauh dari lokasi dermaga Bambu Rafting. Bisa ditempuh naik ojek (sekitar Rp 20 ribu) dari pos bambu rafting Loksado ke pedalaman untuk mengunjungi rumah-rumah adat Malaris.
Dari kampung Malaris, teruskan dengan ojek hingga ke Air Terjun Haratai yang berada di perbukitan Meratus. Air terjun setinggi sekitar 30 meter dengan pemandangan yang indah di sekitarnya.
Pada masa-masa tertentu di akhir pekan, sering diadakan upacara adat Aruh. Keluarga-keluarga Suku Dayak berkumpul untuk melangsungkan sejumlah upacara dengan pakaian adat, pertunjukan tari-tarian, dan makanan setempat.
Tanyakan pada masyarakat setempat atau guide wisata Anda, apakah sedang ada upacara ini atau tidak ketika Anda berkunjung ke Loksado. Menarik bersosialisasi dan mengenal suku Dayak Meratus yang masih banyak mempertahankan pengetahuan-pengetahuan tradisionalnya.
Dari Loksado, sekitar 100 kilometer, ke arah kota Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, terdapat banyak lokasi wisata pantai. Di antaranya Pantai Angsana, di Kecamatan Pagatan, Kabupaten Tanah Bumbu, yang mempunyai pasir bersih dan ramai dengan kunjungan wisatawan lokal. Pantai ini juga bisa untuk snorkeling dan mancing.
gak jalan ke air terjun haratai ya..
BalasHapus