Sulit rasanya memilih salah satu hal untuk dijadikan yang terpenting
di dalam hidup. Kalau dipikir-pikir, semuanya penting. Keluarga itu
penting. Pekerjaan itu penting. Tetapi, sebenarnya ada satu hal yang
terpenting di dalam hidup. Mau tahu jawabannya?
Pada suatu ketika,
seorang mahasiswa tertegun dan tak beranjak dari ruang kelasnya. Ia
sengaja menunggu teman mahasiswa lainnya keluar untuk berbincang-bincang
dengan profesor, pengajarnya. "Pak profesor, boleh saya berbincang
sebentar dengan bapak?" tanyanya. Dengan ramah sang profesorpun
mengesampingkan buku dan perlengkapan yang hendak dibereskan. Menarik
kursi dan duduk dalam posisi mendengarkan. "Silahkan, saya punya banyak
waktu untuk mendengarkan," katanya sambil tersenyum.
"Pak, kemarin
saya membaca sebuah kalimat yang mengganggu pikiran saya. Saya disuruh
memilih satu hal yang terpenting di dalam hidup saya. Tapi saya bingung
harus menjawab apa, kalau dipikir-pikir kan semuanya itu penting.
Keluarga saya penting, pacar saya itu penting, teman-teman saya penting,
hobby futsal saya penting, pekerjaan saya juga penting. Lantas saya
harus memilih yang mana dong Pak?" tutur mahasiswa itu dengan wajah
cemas.
Disambut dengan tawa, sang profesorpun beranjak dari
kursinya menuju lab kecil di belakang mejanya. Diambilnya 3 buah toples.
Satu toples kosong, tak ada isinya. Satunya lagi berisi batu dan yang
lain berisi pasir. Toples itu kemudian diatur di meja.
" Bila ditanya, hal apa yang terpenting di dalam hidup Anda. Apa jawabannya?"
"Nah, kamu lihat ini apa?"
"Ini toples, Pak prof. Tapi untuk apa toples-toples ini?"
"Anggap
saja toples kosong ini adalah kamu. Sedangkan batu-batu ini hal-hal
besar yang sangat penting di kehidupan seseorang, seperti keluarga,
pasangan hidupmu, temanmu, kesehatanmu, anak-anakmu kelak. Sedangkan
pasir ini adalah hal-hal yang kau anggap penting lainnya, seperti
pekerjaan, rumah, mobil, yah hal-hal kecil yang juga sebenarnya penting
untukmu."
"Lalu, prof?" si mahasiswa tampak masih tak mengerti dan penasaran.
"Sekarang
coba masukkan pasir ke dalam toples yang kau anggap dirimu tadi, isilah
hingga penuh." Kemudian si mahasiswa mengisi penuh toples kosong dengan
pasir.
"Nah, kini masukkan batu-batu ke dalamnya," kata profesor.
"Ah, Anda bercanda prof. Toplesnya kan sudah saya isi dengan pasir dan penuh. Bagaimana bisa saya memasukkan batu ke dalamnya?"
"Nah,
itulah yang saya maksud. Apabila kau mengisi hidupmu dengan hal-hal
kecil yang kau anggap penting terlebih dahulu, maka hal-hal besar yang
juga penting ini tak punya tempat lagi. Coba kau balik, isilah terlebih
dahulu toples ini dengan batu. Kau masih bisa mengisinya dengan pasir,
bukan?"
Si mahasiswapun mengangguk dan mengerti. Bagaimanapun,
keluarga, kesehatan, pasangan, teman, adalah hal yang jauh lebih penting
ketimbang pekerjaan, mobil, harta benda, dan lain sebagainya. Kita
boleh bekerja keras demi membeli rumah mewah, mobil mewah dan
barang-barang mewah untuk menyenangkan hati dan keluarga. Namun, akan
jauh lebih membahagiakan apabila kita punya waktu yang lebih banyak
untuk mereka.
Mulai saat ini, utamakan 'batu-batuan' di dalam
hidup, kemudian sisanya, masukkan pasir ke dalam hidupmu. Itulah yang
dinamakan kebahagiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar